Yogyakarta
dikenal sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Selain itu,
Yogyakarta juga menyuguhkan beragam daya tarik yang membuat orang banyak
mengunjungi kota ini. Mulai dari dunia pendidikan sebagai tujuan mahasiswa dari
seluruh Indonesia untuk menuntut ilmu, hingga banyaknya tujuan wisata, baik
berupa wisata kuliner hingga wisata alam.
Terkenalnya
Yogyakarta seperti saat ini, melalui proses yang sangat panjang. Bahkan dulu
Yogyakarta adalah pecahan sebuah kerajaan besar di Pulau Jawa. Mau tahu lebih
lanjut bagaimana sejarah Yogyakarta hingga menjadi kota besar seperti saat ini?
Lanjut baca artikelnya, ya!
Pada 1575, Kerajaan Mataram Islam dibentuk oleh Danang
Sutawijaya yang pada waktu itu dirinya baru melepaskan diri dari Kerajaan
Pajang, kerajaan yang berada di Kartasura, Surakarta. Saat itu, Danang
menggelari dirinya sebagai Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram Islam
berkembang hingga sampai pada puncak kejayaannya di masa pemerintahan raja
ketiga, yakni Sultan Agung atau Raden Mas Rangsang yang disiplin dan membangun
angkatan perang kuat. Namun setelah berakhirnya masa pemerintahan Sultan Agung,
Kerajaan Mataram Islam mulai merosot. Banyak wilayah yang sudah dimiliki
Kerajaan Mataram Islam memutuskan untuk melepaskan diri.
Puncak kemerosotan Kerajaan Mataram Islam adalah
karena adanya konflik internal perebutan kekuasaan antara Pangeran Mangkubumi
dengan Pakubuwana III, serta campur tangan Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC) yang sebelumnya sempat bekerja sama dengan
Kerajaan Mataram Islam.
Niat VOC untuk mengadu domba orang-orang penting yang
ada di dalam Kerajaan Mataram Islam berujung pada ditandatanganinya Perjanjian
Giyanti pada 1755.
Inti Perjanjian Giyanti adalah Kerajaan Mataram Islam
dibagi menjadi dua wilayah, dengan masing-masing wilayah memiliki raja yang
berbeda dengan gelar yang berbeda pula. Wilayah yang dibagi yakni Kesunanan
Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwana III dan Kesultanan Yogyakarta yang
dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian memiliki gelar Sultan Hamengkubuwana
I.
Setelah pembagian wilayah tersebut, Sultan
Hamengkubuwana I menetapkan bahwa daerah Mataram Islam yang dia pimpin bernama
Ngayogyakarta Hadiningrat. Ngayogyakarta memiliki arti wilayah Yogya yang
makmur, serta hadiningrat artinya utama. Sehingga Ngayogyakarta Hadiningrat
berarti Yogya yang makmur dan utama. Tempat pemerintahan sultan diputuskan
berada di daerah Beringin, daerah antara sungai Winongo dan sungai Code yang
dianggap sebagai lokasi strategis dan aman pada saat itu. Waktu itu, keraton
sebagai istana pemerintahan sedang dibangun, sehingga Sultan Hamengkubuwana I
menempati pesanggrahan Ambarketawang hingga keraton selesai dibangun dan
ditempati pada 7 Oktober 1756.
Hingga pada kemerdekaan Indonesia, Yogyakarta yang
dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII
diangkat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Yogyakarta oleh Presiden RI. Serta
tak lama setelahnya, Sri Sultan Hamengkubuwana IX menyatakan bahwa Kesultanan
dan Pakualaman merupakan bagian dari Republik Indonesia sekaligus menjadi
daerah istimewa yang beberapa daerahnya berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri.
Semakin lama Yogyakarta semakin berkembang menjadi
kota yang menarik banyak wisatawan. Yogyakarta juga dijuluki sebagai kota
pelajar. Karena semasa Yogyakarta berdiri, kota ini memiliki peran besar dalam
pendidikan di Indonesia, sehingga banyak orang yang datang ke Yogyakarta untuk
menekuni ilmu. Selain itu, pemerintahan Yogyakarta juga pandai mengelola
potensi wisata yang dimiliki. Sehingga Yogyakarta menjadi salah satu tujuan
wisata yang paling ramai dikunjungi di Indonesia. Kini Yogyakarta dipimpin oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX yang terus menjaga
nilai-nilai dan budaya Jawa sebagai pemersatu masyarakat Yogyakarta.
Jika
Yogyakarta memiliki perjalanan panjang hingga menjadi kota besar seperti saat
ini, kalau mau cari yang lezatnya panjang cuma ada di Sakura Mochi! Menyajikan
camilan kekinian seperti mochi premium dengan aneka variasi isian lezat, bakpia
khas Yogyakarta yang isinya nggak pelit, pia-pia yang crunchy, serta pie susu yang manis. Sakura Mochi memiliki banyak outlet yang tersebar di berbagai wilayah
ramai di Yogyakarta lho. Jadi tunggu apa lagi buat mampir ke outlet Sakura Mochi saat jalan-jalan
keliling Yogyakarta!