Selalu Kangen dengan Jogja

  Rabu, 21 Agustus 2024

“Belum ke Yogyakarta kalau belum beli oleh-oleh bakpia.” Mungkin ungkapan itu sering kita dengar saat berkunjung ke Yogyakarta. Ya, bakpia menjadi salah satu camilan paling khas di Yogyakarta. Sehingga tak jarang bakpia dijadikan pilihan utama oleh para wisatawan saat akan membeli oleh-oleh dari Yogyakarta. Namun apakah pernah terlintas dalam pikiran, bagaimana awal mula bakpia menjelma menjadi sebuah oleh-oleh khas Yogyakarta yang begitu populer hingga saat ini? Ternyata bakpia menyimpan sejarah yang seru untuk diketahui lho. Penasaran seperti apa fakta dan sejarahnya? Langsung simak penjelasannya di bawah ini, ya!

1.    Bakpia awalnya berasal dari kebudayaan Tionghoa

Isian bakpia yang manis memang mencerminkan selera masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta. Namun ternyata bakpia awalnya justru berasal dari Tiongkok lho. Konon di sekitar tahun 1940-an, ada seorang Tionghoa bernama Kwik Sun Kwok yang berasal dari Wonogiri yang mencoba peruntungan dengan menyewa tempat milik warga Yogyakarta bernama Niti Gurnito untuk berdagang bakpia.

Namun bakpia pada awalnya nggak seperti yang kita kenal saat ini. Bakpia buatan Kwik merupakan kue yang kulitnya terbuat dari tepung yang diberi minyak babi agar tidak lengket, serta bagian dalamnya diisi dengan daging babi yang dicincang, sehingga namanya pun ‘bak’ dan ‘pia’ yang artinya roti isi daging. Makanan ini umum dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok saat perayaan Imlek.

Namun karena mayoritas masyarakat Yogyakarta tidak mengonsumsi daging babi, Kwik memodifikasinya tanpa menggunakan minyak dan daging babi agar bisa dikonsumsi masyarakat dengan mengganti isiannya dengan kacang hijau. Setelah bakpianya laris, Kwik juga menjual aneka roti lainnya hingga meninggal pada 1960-an.

2.    Bakpia berkembang di kawasan Pathuk

Selain Kwik, ternyata ada orang Tionghoa lain yang juga membuat bakpia, yakni Liem Bok Sing. Liem dulunya adalah penyuplai arang untuk Kwik dalam membuat bakpia, yang kemudian dia juga membuat bakpia generasi kedua dengan sedikit modifikasi berupa kulit yang lebih tipis dan bentuk lebih datar. Bakpia buatan Liem begitu populer dan pada 1955 dia menjual bakpianya di kampung Pathuk, Gedongtengen, sehingga menjadi cikal bakal bakpia yang dikenal sebagai oleh-oleh khas Yogyakarta hingga saat ini. Area tersebut juga disebut sebagai kampung bakpia karena banyaknya pembuat bakpia.

3.    Bakpia Tamansari sebagai bagian dari sejarah bakpia buatan warga lokal

Sebenarnya saat era Kwik masih membuat bakpia, Niti Gurnito yang tempatnya disewa oleh Kwik juga ikut membuat bakpia dengan beberapa perbedaan. Yakni dengan lapisan kulit yang lebih tebal dan kering, berwarna putih dan ada bekas panggangan di bagian tengahnya. Selain itu, isian kacang hijau bakpia milik Niti tidak semanis bakpia milik Kwik dan Liem yang berada di Pathuk. Bakpia buatan Niti Gurnito juga disukai oleh warga lokal dan berkembang hingga ke area Sleman, Bantul, dan Prambanan. Bakpia ini kemudian dikenal dengan bakpia Niti Gurnito atau Bakpia Tamansari. Sebagian orang merasa bahwa bakpia buatan Niti lebih otentik karena dibuat oleh warga lokal. Namun bakpia milik Liem lebih populer dan berkembang pesat.

4.    Bakpia merupakan makanan hasil perpaduan dua budaya

Dari awal mula dikenalkan hingga menjadi bakpia seperti yang kita kenal saat ini, bakpia bisa disebut sebagai makanan hasil akulturasi atau penggabungan dua budaya, yakni budaya Tionghoa dan Jawa. Cikal bakal roti isi daging yang kemudian dimodifikasi dengan isian kacang hijau yang manis dan disukai masyarakat Yogyakarta menjadi salah satu contoh bakpia adalah bentuk sukses akulturasi budaya. Sehingga pantas dijadikan oleh-oleh khas Yogyakarta.

5.    Bakpia berkembang dengan berbagai isian yang lebih modern

Semakin populer dan berkembangnya bakpia, menjadikan camilan khas Yogyakarta ini memiliki berbagai variasi isian. Sakura Mochi memiliki bakpia modern dengan isian yang kekinian lho. Bakpia Sakura Mochi memiliki varian isi kumbu hitam, keju, cokelat, choco melted, telo ungu, dan kacang hijau. Bakpia Sakura Mochi juga punya ciri khas kulit yang lembut dan isian yang nggak pelit lho. Selain bakpia, juga ada pia-pia yang merupakan versi lebih mini dari bakpia dengan kulit yang crunchy dan isiannya juga banyak. Jadi kalau lagi cari oleh-oleh khas Yogyakarta, cobain bakpia dan pia-pia dari Sakura Mochi deh!

Join us on instagram: @mochi_sakurajogja